Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Fayakhun Bicara Tanggungjawab Rakyat Pasca Pilpres 2014

Gambar
Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi, mengungkapnya apresiasinya terkait kesuksesan Pilpres 2014. Meski demikian, Fayakhun mengingatkan bahwa masih ada tanggungjawab yang diemban oleh masyarakat. Fayakhun menulis :  “Pemilu 2014 sudah selesai dilaksanakan dengan sukses. Namun ini baru garis start. Setelah ini, tanggungjawab demokratis yang tak kalah beratnya menanti rakyat Indonesia, yaitu mengawal, menjaga, mengkritisi dan mengawasi pemerintah terpilih. Siapapun presiden yang terpilih, menjadi tanggungjawab rakyat Indonesia untuk mengawasi agar janjinya direalisasikan menjadi bukti, visinya diturunkan menjadi aksi, misinya diwujudkan dalam realisasi. Tanggungjawab ini harus dilaksanakan rakyat hingga Pemilu 2019 nanti. Pemilu 2019 menjadi garis finish bagi pemilu 2014, tapi sekaligus juga menjadi garis start bagi Pemilu 2024.” Terkait dengan tanggungjawab ini, Fayakhun   berharap agar masyarakat turut aktif mengawal demokrasi. Ada celah yang harus dii

Fenomena Ketimpangan Ekonomi dalam Pandangan Fayakhun Andriadi

Gambar
Belakangan ini, politisi Indonesia seringkali mendapatkan stigma kurang baik dari masyarakat. Meskipun mungkin hanya dilakukan oleh oknum tertentu, perilaku negatif para politisi di tanah air ini seolah telah menjauhkan mereka dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak sedikit juga politisi yang memperhatikan nasib masyarakat kelas menengah ke bawah, salah satunya adalah Fayakhun Andriadi . Dalam sebuah tulisannya di kopmpasiana.com, politisi muda yang juga Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta ini menyatakan bahwa bila dibandingkan dengan fenomena keberadaan para pengemis dan anak jalanan di negara-negara lain, kasus Indonesia memang cukup unik sekaligus juga mengkhawatirkan. Karena ia tak semata menyasar paradigma determinisme ekonomi seperti yang didengungkan para penganut aliran marxis. Dimana ekonomi merupakan faktor yang paling mendasar yang membuat seseorang menjadi marginal, miskin lalu kemudian hidup mengemis. Ekonomi memang sedikit banyak telah berperan bagi lahirnya